Latar belakang penulisan buku ini

// // 1 comment
Isi buku ini bercerita tentang sebuah kejujuran. Kejujuran yang mungkin selama ini bagi saya sendiri dan mungkin bagi banyak orang baik dilingkungan rumah hingga lingkungan organisasi masyarakat maupun di pemerintahan sudah mulai luntur. Kejujuran itu menjadi barang yang sulit untuk diterapkan dikarenakan situasi, dikarenakan berbagai kepentingan, dikarenakan bicara perut, dikarenakan bicara jabatan, dikarenakan hal lain yang mungkin bisa merugikan diri kita sendiri dalam mendapatkan sesuatu yang berbau duniawi. 
Kadang kita mencari pembenaran ketika kita merasa apa yang kita lakukan bertentangan dengan hati kecil. Kita akan mengatakan bahwa ini adalah bagian dari politik, ini bagian dari strategi dan berbagai pembenaran lain. Belum lagi kejujuran itu menjadi hal yang tabu di Negara ini. Keterbukaan menyampaikan apa adanya dianggap tabu dan tidak menghormati. Tapi hal ini sangat manusiawi dan memang terjadi di sekitar kita dan mungkin kita pelakunya.

Didalam buku ini saya tidak sedang menulis dakwah, atau menuliskan pesan-pesan moral, tapi saya mencoba menulis dengan hati bagaimana saya ketika berada di posisi sebagai Presiden, saya berada di posisi sebagai Ketua umum Partai dan saya sebagai rakyat. saya mencoba meninggalkan yang namanya sekat-sekat kepentingan.

Saya menemukan banyak sekali hal yang saya sendiri kaget dengan efek kejujuran itu. Banyak hal yang saya temukan akar masalah dari setiap kejadian-kejadian yang terjadi dan saya mencoba menuliskan solusi-solusi dari akar masalah yang muncul dari kejujuran itu.

Bagaimana seorang rakyat berkata jujur, baik saya menuliskan apa kata hati saya dan apa kata hati orang lain yang saya temukan dalam pembicaraan dilapangan. Salah satu contohnya begini, Kenapa rakyat dituding mudah dibayar untuk memilih pemimpin??

Ternyata dari kejujuran itu saya menemukan bahwa rakyat itu tidak salah! 100% kesalahan para calon pemimpin. Salah satu ungkapan jujur rakyat yang saya tuliskan adalah ”Kenapa kalian merasa menjadi pihak yang dirugikan? Apakah kami meminta kalian untuk memberikan bantuan dan memelihara kami? Apakah kalian kami undang untuk bantu kami? tidak kan? Kenapa kalian marah? Berbuat baik kok ada maunya?”

Faktanya, begitu banyak orang-orang apakah itu para calon legislatif, calon kepala daerah hingga calon presiden yang selama 5 tahun melakukan kebaikan kepada masyarakat, tujuannya adalah agar nanti masyarakat memilih mereka dalam pemilihan. Artinya rakyat itu disamakan dengan sapi dan ayam. Diberi makan nanti ujung-ujungnya dipotong! Tidak ada yang benar-benar ikhlas.

Ketika saya menjadikan diri saya sebagai Ketua umum partai, banyak saya temukan, dihitung sejak pasca reformasi partai-partai itu tidak banyak bertahan dan selalu berubah-ubah. Baik pemikirannya, eksistensinya dan langkah politiknya. lalu banyak sekali permasalahan di internal partai...

Banyak sekali kita mendengar bahwa ambisi itu tidak baik, banyak diantara kita yang malu mengakui bahwa kita ambisi atau ambisius. Karena doktrin selama ini yang tertanam, bahwa ambisi itu konotasinya negatif. Padahal kita sebenarnya ambisius. Aneh sekali jika ada yang masuk ke dalam partai politik tapi tidak punya ambisi.

Ketika saya menjadikan diri saya sebagai seorang Presiden Indonesia. ketika saya bicara jujur dan ungkapkan apa yang ada didalam hati dalam memandang masalah-masalah yang terjadi, ternyata banyak saya temukan solusi yang sangat mudah dan sangat simple dilakukan oleh seorang presiden untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Didalam buku ini saya mencoba melepaskan semua ego saya, membuang semua sekat-sekat agar saya bisa melihat dengan jelas masalah yang sebenarnya dan saya akhirnya bisa menemukan berbagai akar masalah dan berbagai solusi. Saya juga berharap yang membaca buku ini melihat hal yang sama dan mereka bisa menemukan banyak solusi yang mungkin lebih baik dan sempurna dari solusi-solusi yang saya dapatkan dan yang saya tuangkan dalam tulisan di buku ini. 
Mudah-mudahan..

Teddy Gusnaidi
Penulis 




Selengkapnya untuk mendapatkan buku ini bisa klik gambar dibawah ini....

http://bukuteddy.blogspot.co.id/2016/01/contact.html



1 komentar: Leave Your Comments

  1. Saya belum membaca keseluruhan buku ini...dalam pikiran saya Perkataan berbanding terbalik dengan hati & pikiran sebagai manusia normal...apalagi di tambah dengan bumbu2 kepentingan..sangat ironis memang kalo kita bicara tentang kejujuran hanya untuk mencari jabatan atau apapun dan akan berefek melakukan cara2 keji sekalipun..sangat beruntunglah setiap manusia tanpa memandang suku & ras menjalani apa yang di agungkan tentang kejujuran bahkan memunculkan kemunafikan dengan melibatkan banyak orang untuk mencapai yang katanya "saya bicara sejujurnya"..semoga buku ini bisa menjadi inspirasi bukan sebagai Bancaan semata...!!!

    BalasHapus